Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Dusun Tertinggal di Nganjuk Tak Tersentuh

Sungguh ironis. Kabupaten Nganjuk yang memiliki Drs H Taufiqurrahman sebagai bupati  terkaya dengan nilai  kekayaan Rp 15.746.397.166, ternyata masih banyak  wilayah yang terisolir. Salah satunya adalah Dusun Tegal Desa Pule Kecamatan Jatikalen yang dihuni oleh 17 kepala keluarga (KK).
Dusun yang dihuni oleh sekitar 44 jiwa itu dapat dikatakan tidak tersentuh oleh jaringan listrik apalagi kemajuan teknologi. Jalan yang menghubungkan Dusun Tegal dengan desa tersekat hanyalan jalan setapak yang membelah hutan sepanjang hampir 5 kilometer. Jalan itu pun berubah menjadi lautan lumpur bila musim penghujan dan dipastikan tidak dapat dilalui oleh segala jenis kendaraan termasuk sepeda.
Menurut Kasmiran (54), di Dusun Tegal seluruh warganya hanyalah buruh tani yang memanfaatkan lahan hutan milik Perhutani sebagai ladang. Anak-anak usia sekolah pun juga sangat minim, karena memang jarak sekolah terdekat sekitar 10 kilometer.
Tercatat, di Dusun Tegal hanya sekitar 6 anak yang kini masih aktif bersekolah. Sementara puluhan anak lainnya memilih membantu orang tuanya berladang atau mencari kayu bakar. "Jalannya jauh dan medannya berat, jadi anak-anak enggan untuk bersekolah," ungkap Kasmiran.
Kondisi tersebut memang sejak lama dan hingga kini tidak banyak yang berubah. Kesulitan bagi warga yang sedang hamil, akan semakin bertambah ketika akan melahirkan. Tidak adanya kendaraan bermotor memaksa warga harus menggendong atau menggotong ibu hamil yang akan melahirkan menuju Puskesmas atau bidan desa terdekat. Karena itu warga yang hamil memilih mengungsi di rumah saudaranya bila menjelang kelahiran.
"Jika terjadi berbagai kejadian yang menimpa warga, kami bergotong royong," tambah Mbah Rebi (80) yang ditunjuk warga sebagai pejabat ketua RT di Dusun Tegal.
Lebih ironis lagi, ketika jatah beras miskin untuk warga tidak merata kepada 44 KK penghuni Dusun Tegal. Dari jatah beras untuk rakyat miskin pemerintah, hanya sekitar 7 KK yang mendapat jatah tiap bulannya. Hal itu sempat menjadi pertanyaan, sejumlah warga, namun mereka tidak tahu harus kemana mengadukan masalah tersebut.
Dari pengakuan hampir seluruh warga Dusun Tegal, tidak pernah ada satu pun pejabat maupun perangkat desa yang mengusulkan jalan menuju Dusun Tegal diperbaiki. Sehingga kondisi jalan yang hanya tersusun dari tanah liat itupun akan sangat becek bila musim hujan. Sehingga selama musim hujan, praktis aktifitas warga untuk keluar desa menuju desa lainnya dilakukan dengan jalan kaki. Demikian juga ketika anak-anak yang sekolah, terpaksa harus jalan kaki menembus hutan jati.
Di Dusun Tegal Desa Pule Kecamatan Jatikalen, sepertinya waktu tidak pernah berputar. Penghuni dusunpun sepertinya pasrah menunggu perubahan zaman yang tidak terjamah oleh pemerintah. Kemiskinan dan kebodohan sepertinya akan menjadi teman setia warga Dusun Tegal sepanjang umurnya. Karena penguasa sibuk menimbun harta untuk menjadi yang terkaya.

Berita Nasional

 
Disarankan menggunakan Browser Mozila Firefox atau Google Chrome untuk mendapatkan tampilan yang sempurna